Bagi sobat yang sudah melakukan beberapa setting-an seperti posting terdahulu, langkah selanjutnya yang perlu sobat lakukan adalah memilih template. Sekilas tentang template Template adalah desain-desain halaman web ataupun blog beserta seluruh komponennya (misal : gambar, stylesheet, dsb) baik berupa file statis maupun file dinamis yang berupa program atau aplikasi yang berjalan sebagai aplikasi web. Seperti yang sobat lihat sekarang, seperti banner diatas, background warna putih, kolom-kolom di samping kanan, serta semua yang sobat lihat sekarang adalah salah satu bentuk dari desain template. Memilih template yang cantik sangatlah perlu, karena dengan tampilan template yang menarik untuk di lihat maka akan membuat para pengunjung dari blog kita menjadi betah untuk berlama-lama berada di blog kita selain tentunya isi dari blog kita juga sangat menunjang. Hmmm.. kayanya cukup deh pembahasan tentang apa itu template, keburu bosan kalau lama-lama….Sekarang langsung aja ke topik utama, yaitu langkah-langkah pemilihan template di blogger.com : * Silahkan sobat login terlebih dahulu seperti biasa dengan memakai user name milik anda ( jangan milik saya….emang nya sampeyan mau jadi hacker ya * Klik "Tata Letak" (bila sobat menggunakan blogger baru) atau klik "Template" (bila sobat menggunakan template classic). * Klik "Pick New Template", silahkan sobat pilih template yang sobat suka. Sebelum memutuskan dalam memilih "template" ini, sebaiknya anda lihat terlebih dahulu satu persatu contoh layout yang di sediakan dengan cara meng klik tulisan "preview template". Jika di rasa sudah menemukan yang paling sobat sukai, silahkan klik tulisan "Save template" yang ada di sebelah kanan atas, selesai. : Mungkin sobat pernah mengunjungi beberapa blog di internet yang menggunakan blogger.com (blogspot), akan tetapi template yang di gunakan tidak ada dalam pilihan ketika memilih template. Ini ada kemungkinan bahwa template yang di gunakan adalah template buatan bukan dari blogger sendiri. Di internet banyak sekali situs-situs yang memberikan template secara gratis untuk di pakai di Blogger (blogspot), Jika ingin melihat-lihat berbagai template buatan bukan dari blogger.com silahkan klik di sini. T
ANDA PENGUNJUNG KE
komentar anda
Pengikut
Mengganti Sidebar Background Dengan Animasi
Kali ini saya akan membuat tutorial tentang cara mengganti background sidebar widget. kalo ada yang belum tahu background sidebar widget itu apa ini, adalah contoh background sidebar widget pada blog saya: mengganti sidebar widget Nah...sudah tahu kan... Saya akan menerangkan cara mengganti background sidebar widget ini dan menggantinya dengan background lain yang lebih menarik. Untuk menggantinya kita harus sedikit mengotak-atik kode CSS template. Apabila kita akan mengotak-atik CSS template, backup lah template anda terlebih dahulu...biar aman. Cari aman aja lah....hehehe Untuk menggantinya kita tidak menggunakan script tetapi dengan gambar biasa dengan format .gif, jadi tidak akan memberatkan blog. Oleh karena itu kita harus menyediakan gambar terlebih dahulu. Dari pada teman-teman bingung cari gambar yang tepat, Saya telah menyediakan gambar yang siap teman-teman gunakan : sidebar widget sidebar widget sidebar widget Ini adalah link image hosting dari gambar diatas: gambar 1 :http://img198.imageshack.us/img198/2922/naufalcreated1.gif gambar 2 :http://img198.imageshack.us/img198/3743/naufalcreated2.gif gambar 3 :http://img198.imageshack.us/img198/3505/naufalcreated3.gif Okey...kalau teman teman sudah dapat gambarnya, saya akan memulai tutorialnya. Login dulu ke bloger > Tata Letak > Edit HTML > Kemudian cari Kode seperti di bawah ini (pake ctrl + f supaya cepet nyari kemudian isikan .sidebar h2) .sidebar h2, .middlecol h2, .bottom h2{ color: $sidebarcolor; text-transform: capitalize; font-size: 14px; font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-weight: bold; margin: 0px 0px 5px 0px; padding: 0px 0px 2px 0px; border-bottom:1px solid $bordercolor; } Nah kalo udah ketemu sobat tinggal tambahin aja Background nya seperti dibawah ini: background:#f7f7f7 url(http://img198.imageshack.us/img198/2922/naufalcreated1.gif?imgmax=800)repeat; atau background:#f7f7f7 url(http://img198.imageshack.us/img198/3743/naufalcreated2.gif?imgmax=800)repeat; atau background:#f7f7f7 url(http://img198.imageshack.us/img198/3505/naufalcreated3.gif?imgmax=800)repeat; terserah yang mana dipakai image nya ... jadi kodenya seperti di bawah ini : .sidebar h2, .middlecol h2, .bottom h2{ color: $sidebarcolor; text-transform: capitalize; font-size: 14px; font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-weight: bold; margin: 0px 0px 5px 0px; padding: 0px 0px 2px 0px; border-bottom:1px solid $bordercolor; background:#f7f7f7 url(http://img198.imageshack.us/img198/2922/naufalcreated1.gif?imgmax=800)repeat; } Simpan. Kalau sudah selesai, insyaAllah sidebar anda telah berganti dengan sidebar yang disertai lampu berjalan yang indah. Apabila teman-teman semua suka dengan tutorial ini, pasang banner blog ini di blog anda. Atau klik iklan di blog ini atuh...pssttt...pssttt, kalau ketahuan bisa kena dibanned nih. hehehe... ( Sumber : http://ekakom.blogspot.com )
Diposting oleh Ariy Akatsuki di 05.39
Label: Tentang Blog
Cara Mencegah Kebakaran Akibat Arus Listrik
Api
jika kecil menjadi sahabat kita, namun jika besar dan tidak terkontrol
(pake huruf R ya..) akan menjadi musuh yang paling menakutkan dan
mematikan bagi kita. Siapapun pasti tidak menginginkannya, bahkan
petugas pemadam kebakaran sekalipun akan lebih suka menikmati jam
kantornya dengan bersantai-ria tanpa terganggu oleh dering panggilan
dari lokasi kebakaran. Salah satu penyebab terjadinya musibah kebakaran
adalah adanya arus pendek / konsleting arus listrik pada instalasi
rumah dan bangunan, dan fakta di lapangan justru ini yang sering
terjadi terutama di lokasi pemukiman padat penduduk di daerah
perkotaan. Sebagai seorang yang mengerti elektronika maka selayaknya
kita harus bisa mengantisipasi kebakaran yang disebabkan oleh arus
listrik ini, minimal di lingkungan rumah kita sendiri. Mari kita bahas
sekarang bagaimana cara mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan
oleh arus listrik beserta tips-tips yang bisa kita lakukan untuk
menghindari terjadinya musibah ini. Mungkin selanjutnya nanti bisa
disosialisasikan di lingkungan masing-masing misalnya dengan mengadakan
semacam pertemuan kecil-kecilan dengan hiburan lawak lokal,
hahahahaha....!
Sebenarnya ada banyak hal-hal sepele tapi penting yang sering kali kita
abaikan sehingga bisa menjadi potensi terjadinya musibah kebakaran yang
disebabkan oleh arus listrik pada instalasi rumah dan bangunan ini.
Salah satu contoh kecil misalnya saja penggunaan kabel listrik yang
sembarangan tanpa memperhatikan besarnya arus listrik yang akan
mengalir pada kabel tersebut. Jika sebuah kabel yang sebenarnya hanya
mampu menyalurkan misalnya 0.5 Ampere saja pada tegangan 220 Volt, lalu
kita gunakan sebagai penghubung untuk mengoperasikan sebuah peralatan
yang menyedot arus listik lebih dari 1 Ampere (misalnya setrika
listrik) maka kabel tersebut bisa menjadi panas dan lama-lama akan
terbakar. Apa yang akan terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak bukan?
So, penting kita perhatikan agar penggunaan kabel ini sesuai dengan
peralatan listrik yang akan dioperasikan, minimal sama antara kemampuan
kabel tersebut dengan arus dan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh
peralatan itu atau lebih besar pasti akan lebih aman lagi. Untuk lebih
lengkapnya tentang standard penggunaan kabel yang benar dan aman
silahkan baca postingan ‘Standard Penggunaan Kabel Instalasi Listrik
High Safety’ (link).
Selanjutnya tips lainnya adalah :
-
Selalu perhatikan jack (jak) dan stop contact (stop kontak) listrik
yang kita gunakan. Hubungan jak dan stop kontak ini harus tersambung
dengan sempurna, rapat dan tidak goyang, jika longgar atau goyang akan
dapat menimbulkan panas dan percikan api. Buang dan ganti jak dan stop
kontak yang sudah berkarat, longgar atau yang sudah tidak bagus. Pilih
jak dan stop kontak yang logamnya terbuat dari kuningan karena lebih
bagus, awet dan sambungan listriknya akan lebih sempurna meskipun
harganya mungkin sedikit lebih mahal.
- Jangan abaikan fuse
(sekering)! Selalu gunakan sekering yang sesuai untuk tiap-tiap
peralata listrik dan ganti sekering yang putus, jangan langsung di-pass
(disambung langsung) secara sembarangan dengan kabel. Sekering akan
putus ketika terjadi hubungan pendek / konsleting dan arus terhenti
sehingga tidak sampai terjadi proses hubung-singkat selanjutnya yang
mungkin bisa menimbulkan kebakaran. Jika sekering yang kita gunakan
tidak sesuai (sehingga susah putus) atau bahkan di-pass maka pada saat
terjadi konsleting arus listrik akan terus mengalir hingga semuanya
akan menjadi hangus!
- Cek secara berkala contactor (kontaktor /
bekenser) yang biasanya terdapat di dekat meteran listrik dan pastikan
masih berfungsi normal.
- Matikan peralatan listrik yang tidak
digunakan. Selain bisa menghemat biaya listrik, ini juga bisa mencegah
potensi terjadinya bahaya kebakaran akibat arus listrik.
- Hindari pemakaian stacker listrik yang bertumpuk-tumpuk, ini bisa menimbulkan panas pada sambungan tersebut.
-
Gunakan Grounding System (hubungan pertanahan / ground) dengan kabel
ground yang memadai. Kabel ground akan membuang muatan listrik liar
(biasanya berupa arus induksi dan paku-paku listrik yang banyak
dihasilkan oleh peralatan-peralatan yang menggunakan motor listrik
misalnya pompa air, mesin cuci dsb) ke dalam tanah, jika tidak maka
muatan-muatan listrik liar ini (kadang bisa memiliki puncak tegangan
sesaat yang sangat tinggi) dapat menyebabkan panas pada kabel-kabel
instalasi listrik rumah dan bangunan. Kabel ground ini juga harus besar
dan untuk bangunan yang luas mungkin tidak cukup hanya pada satu titik
saja, plus dengan kedalaman yang cukup juga, jangan asal tanam!
-
Hindari pemakaian lampu penerangan yang menghasilkan panas berlebihan.
Dulu seingat saya sempat beredar lampu neon yang tidak menggunakan coil
/ trafo ballast tapi menggunakan elemen sejenis yang dipakai pada
setrika listrik. Memang harganya murah tapi energi listriknya banyak
terbuang sebagai panas pada elemen tersebut, nah jenis lampu yang
seperti itu sebenarnya berbahaya dan berpotensi menyebabkan kebakaran
selain juga boros listrik. Lebih baik memilih lampu penerangan yang
aman dan hemat listrik meskipun harganya pasti lebih mahal, dan
biasanya awet jadi kalo dihitung-hitung ya pasti lebih untung dari pada
pakai yang murah tapi kualitas nggak jelas, ‘tul?
- Pasang sambungan
kabel pada jak, stop kontak atau stacker dengan rapi dan erat (tidak
goyang). Sambungan yang goyang dan serabut kabel yang tidak rapi dapat
menimbulkan panas dan konsleting arus listrik.
Mungkin itu aja
dulu tips untuk mencegah kebakaran akibat arus listrik dalam rumah dan
bangunan, ntar kalo ada lagi ditambahin, atau kalo ada temen2 yang
punya tambahan tips silahkan tulis pada komentar di bawah ya, ok? Ayo
sama-sama kita cegah bahaya kebakaran akibat arus listrik mulai dari
lingkungan kita masing-masing..... setuju?
Rangkaian Power Supply 10 Ampere
Nih
yang butuh rangkaian Power Supply 10 Ampere silahkan lihat langsung
skema rangkaiannya beserta daftar komponen elektronika yang diperlukan
untuk membuat rangkaian elektronik ini. Ada juga tuh gambar lay out
buat PCB-nya sekalian. Hasil regulasinya lumayan stabil dan DC out put
nya rata tanpa kerut. Power Supply ini bisa digunakan untuk keperluan
misalnya Power amplifier audio dan FM Transmitter (pemancar FM Stereo)
dan sebagainya. Sorry buat yang udah pesen agak lama nungguin, baru
sempat diposting hari ini di Blog HOOBY ELEKTRONIKA kesayangan kita ini
coz lumayan sibuk sih, he-he-he... Moga aja berguna deh....
Komponen Aktif Dan Komponen Pasif
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang komponen2 elektronika ada
baiknya kita tahu dulu jenis2 komponen elektronika berdasarkan butuh
tidaknya arus panjar dalam bekerjanya. Dalam bidang elektronika dikenal
ada dua jenis komponen jika kita kelompokkan berdasarkan kriteria di
atas. Dua macam komponen ini adalah komponen aktif dan komponen pasif. Dua macam komponen elektronika ini selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika.
Komponen
aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus panjar
agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif
ini adalah Transistor dan IC juga Lampu Tabung. Besarnya arus panjar
bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini.
Sedangkan komponen
pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan
arus panjar. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam
penggunaannya kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan
bersama-sama, kecuali dalam rangkaian2 pasif yang hanya menggunakan
komponen2 pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif
dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif
dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan
diperkecil ukuran fisiknya. Tentang IC ini akan kita bahas lebih lanjut
di postingan yang lain aja deh biar lebih sip;-).
LDR (Light Dependent Resistor)
Simbol LDR adalah seperti di bawah ini
Pada keadaan gelap tanpa cahaya sama sekali, LDR memiliki nilai resistansi yang besar (sekitar beberapa Mega ohm). Nilai resistansinya ini akan semakin kecil jika cahaya yang jatuh ke permukaannya semakin terang. Pada keadaan terang benderang (siang hari) nilai resistansinya dapat mengecil hingga beberapa ohm saja (hampir seperti konduktor).Dengan sifat LDR yang demikian maka LDR biasa digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Nah sensor yang digunakan adalah LDR ini, jadi bukan makhluk halus yang menyalakan/memadamkan lampu tsb.:-D
Transistor
Transistor adalah jenis komponen aktif yang terbuat dari bahan semi konduktor.
Pada umumnya transistor digunakan sebagai penguat dalam rangkaian
elektronika, yaitu memperkuat signal input (masukan) sehingga
didapatkan signal yang lebih kuat pada output (keluaran)-nya.
Transistor
memiliki 3 kaki yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Colector (C). Basis
adalah pengendali (control) arus yang akan mengalir melalui Colector
dan Emitor. Makin besar arus yang mengalir antara Basis dan Emitor
(arus basis atau iB) maka makin besar pula arus yang mengalir antara
Colector dan Emitor (arus colector atau iC), hingga pada harga tertentu
arus antara Emitor dan Colector mencapai maksimal (transistor pada
kondisi jenuh). Pada kondisi jenuh tersebut seolah-olah Emitor dan
Colector menjadi seperti saklar yang tertutup, sehingga transistor juga
bisa digunakan sebagai saklar elektronik.
Bentuk Transistor pertama
Pada
penggunaan transistor sebagai penguat, besarnya faktor penguatan yang
bisa dilakukan oleh sebuah transistor dinamakan hfe transistor
tersebut. Harga hfe bisa berkisar antara 5 hingga 400 bergantung jenis
transistornya. Transistor kecil2 biasanya memiliki hfe besar dan
sebaliknya transistor yang besar dan mampu menangani arus yang kuat
biasanya ber-hfe kecil. Untuk mendapatkan hfe yang lebih besar bisa
menggunakan 2 buah transistor yang dikaskada dinamakan sebagai
Darlington, yaitu kaki Colector disatukan lalu Emitor transistor
pertama disambungkan ke Basis transistor kedua. Pada rangkaian
Darlington Basisnya adalah kaki Basis transistor pertama dan Emitornya
adalah kaki Emitor transistor kedua, sedangkan Colector adalah kaki
Colector keduanya yang telah disatukan tadi. Hfe darlington menjadi
berlipat dengan cara seperti itu. Biasanya transistor pertama adalah
jenis yang ber-hfe lebih besar dari pada transistor kedua.
Secara umum ada dua macam transistor yaitu transistor jenis PNP dan NPN. Simbol kedua transistor adalah berikut ini.Transistor PNP
Transistor NPN
Untuk menentukan kaki Basis Emitor dan Colector yang paling mudah adalah dengan melihat data book transistor atau bisa juga dengan menggunakan AVO Meter.
Yang terpenting adalah jangan sampai terbalik dalam pemasangannya pada
rangkaian elektronik atau transistor akan rusak permanen!
Jenis
transistor yang lain adalah Field Effect Transistor (FET) atau
transistor efek medan dan Metal Oxide Silicon FET (MOSFET). Untuk kedua
jenis transistor ini nanti akan kita bahas tersendiri pada postingan
yang lain, sabar ya:-).
* Beberapa gambar diambil dari WWW.FOTOSEARCH.COM
Dioda Gun & Varactor
Dioda Varactor adalah jenis dioda yang biasa digunakan pada
rangkaian pembangkit frekuensi atau oscilator. Simbol komponen ini bisa
dilihat pada gambar di bawah ini.
Nama
lain dari dioda varactor adalah dioda varicap ( variable capacitor
diode ). Pada circuit electronic RF (Radio Frequency) yang menggunakan
Transistor bipolar maupun FET, varactor banyak digunakan sebagai
variable kapasitor dalam VCO (Voltage Control Oscilator) yaitu
oscilator yang frekuensinya dikendalikan oleh tegangan listrik.
Sayangnya artikel tentang RF, rangkaian resonansi RLC dan oscilator
masih belum tersedia di blog kesayangan kita ini. Jadi agak kerepotan
nih ngejelasin prinsip kerja dioda varicap (varactor). Alright, saya
akan coba bahas secara umum aja dulu dan untuk sementara saya anggap
semuanya udah pada tau tentang rangkaian RLC
(resistor-inductor-capasitor), tapis dan sedikit tentang RF.... maksa
amat, he-he-he! Nanti mungkin akan menyusul postingan tentang itu.
Sebelumnya mungkin kamu perlu baca dulu postingan tentang dioda.
Varactor
dalam penggunaannya difungsikan secara bias mundur, yaitu kaki katoda
dikenakan pada tegangan ( + ) dan anoda pada tegangan ( - ). Jika beda
potensial antara katoda dan anoda berubah maka akan terjadi perubahan
lebar daerah deplesi pada sambungan semi konduktor tipe P dan tipe N
yang ada di dalam dioda. Semakin tinggi tegangan listrik terbalik yang diberikan ( pada batas2 tegangan kerjanya ), maka daerah deplesi pada varaktor menjadi makin lebar
akibat gaya tarik dari tegangan (beda potensial) tersebut. Dengan sifat
seperti itu maka dioda ini bisa dianggap sebagai sebuah kapasitor
yang keping-kepingnya adalah anoda (semi konduktor tipe P) dan katoda
(semi konduktor tipe N) tersebut (ingat kapasitor adalah 2 keping
konduktor dengan sebuah isulator di tengahnya sehingga arus DC tidak
bisa mengalir). Demikian juga yang terjadi pada dioda ini, arus DC
tidak mengalir karena diberi tegangan bias mundur (reverse bias).
So.. makin besar tegangan terbalik yang dikenakan pada dioda varactor (pada batas2 tertentu), maka akan semakin lebar daerah deplesinya, sehingga nilai kapasitas dioda varactor makin kecil
karena jarak antara lempeng katoda dan anodanya makin besar (ingat...
nilai sebuah kapasitor berbanding terbalik dengan jarak antar kedua
lempeng pembentuk kapasitor tersebut - selengkapnya bisa dibaca di
postingan tentang kapasitor). Bisa kita lihat kan perubahan tegangan
yang dikenakan menyebabkan perubahan nilai kapasitas varactor? Nah,
dari situ kita bisa mendesain (merancang) rangkaian elektronika yang
menggunakan varactor sebagai kapasitor variable, misalnya rangkaian
oscilator (VCO/VFO (Variable Frequency Oscilator)), tapis (filter) RF,
PLL Oscilator, FM tuner atau TV tuner dsb.
Perubahan nilai
kapasitor vs tegangan terbalik yang diberikan pada varactor ini
bermacam-macam nilainya tergantung jenis dan tipenya. Misalnya ada yang
10 pf / volt linier pada rentang tegangan 1 hingga 10 volt dsb.
Tiap-tiap varactor memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri yang bisa
kita lihat secara detil pada databook varactor. Ada yang single dan ada
juga double (dual) varactor yaitu dua buah dioda varactor dalam satu
kemasan. Beberapa contoh tipe varactor adalah berikut ini :
BB 106
BB 109
BB 304 (dual)
KV 1213 (dual)
Contoh
aplikasi dioda varactor bisa dilihat pada gambar berikut ini, atau
lihat pada gambar skema rangkaian oscilator 2 meter band yang ada di
samping kanan postingan ini.
Aplikasinya pada oscilator PLL FM Transmitter nanti akan saya posting
pada postingan selanjutnya, tunggu aja tanggal mainnya...
Itulah
sekilas tentang varactor atau dioda varicap. Untuk pembahasan tentang
dioda gun silahkan dibaca aja langsung pada komentar2 yang masuk di
bawah itu. Sorry rada males ngeposting ulang, he-he-he! Thx buat yang
udah ngasih comment , bisa nambah wawasan elektronika :-).
Teori
teknisnya sepertinya terlalu panjang jika dimuat di sini dan mungkin
tidak cocok untuk belajar elektronika praktis, kecuali pingin bikin
artikel skripsi :-).
*Update : sorry, ada kesalahan sebelumnya... Sekarang udah dibenerin :-).
AVO Meter
AVO meter adalah alat untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik.
AVO meter adalah kependekan dari Ampere Volt Ohm meter. Ada dua jenis
AVO meter yaitu AVO meter analog (tampilannya berupa jarum putar) dan
AVO meter digital (tampilannya berupa display digital). Kadang orang
menyebut AVO meter dengan multi tester.
Dalam penggunaannya
penting sekali untuk memperhatikan dan memilih skala pengukuran yang
sesuai sebelum melakukan pengukuran. Biasakan untuk menggunakan skala
paling tinggi pada saat awal pengukuran baik arus, tegangan ataupun
hambatan listrik. Selanjutnya bisa diturunkan skalanya jika dirasakan
hasil pengukuran masih belum mencukupi tingkat ketelitiannya.
Sebagai
contoh misalnya kita gunakan sebuah AVO meter analog untuk mengukur
tegangan pada suatu sumber tegangan AC. Kita tempatkan saklar pada
posisi VAC (pengukuran untuk tegangan AC), pilih skala tertinggi. Lihat
simpangan jarumnya apakah sudah cukup untuk dapat terbaca ataukah
simpangannya terlalu kecil sehingga sulit terbaca. Jika simpangan
jarumnya terlalu kecil maka skala pengukuran bisa kita turunkan lagi
sampai mendapatkan hasil simpangan yang dapat terbaca dengan baik.
Jangan memilih skala yang terlalu kecil sehingga jarum menyimpang
melebihi batas maksimum pengukuran, ini dapat merusakkan AVO meter.
Penting juga memperhatikan polaritas jika yang kita ukur berkaitan
dengan arus dan tegangan DC. Jangan sampai terbalik karena dapat juga
merusakkan AVO meter.
Untuk AVO meter analog penting juga
mengkalibrasi AVO meter sebelum digunakan untuk melakukan pengukuran,
terutama dalam mengukur tahanan (resistor)
agar hasil pengukurannya akurat. Caranya hubungkan tap2 AVO meter lalu
putar penepat not (kalibrator) hingga jarum tepat menunjukkan angka 0
ohm, baru kemudian siap digunakan. Jika skala pengukuran diubah
biasanya harus dikalibrasi lagi.
Tapi ada juga AVO meter analog dengan merek tertentu yang lumayan mahal karena memang hasil bacaannya akurat dan bagus, cuma tetep bacanya mesti harus melirik simpangan jarum:-). Untuk pertanyaan seputar cara menggunakan AVO meter silahkan tulis comment aja, nanti akan saya jawab deh.
ECM - Electric Condenser Microphone
ECM
atau Electric Condenser Microphone atau biasa juga disebut mic
kondenser adalah microphone yang terbuat dari lempeng konduktor tipis
membentuk sebuah kapasitor
yang dapat berubah-ubah nilai kapasitasnya sesuai dengan getaran suara
yang diterima. Jenis microphone ini bentuknya bisa sangat kecil sekali
(sekitar 5-3mm) sehingga cocok digunakan pada peralatan elektronik
kecil2 seperti ponsel, walkman,handycam,head set atau headphone yang
dilengkapi microphone dsb. Karena ECM merupakan sebuah microphone ya
sudah barang tentu fungsinya adalah mengubah getaran suara menjadi
isyarat listrik, bukan mengubah tepung jadi kue, he-he-he!
Simbol ECM adalah seperti di bawah ini.Prinsip
kerja ECM adalah getaran suara yang diterima oleh dielectric berupa
membran tipis di dalam ECM akan menyebabkan perubahan nilai
kapasitasnya. Selanjutnya isyarat tersebut dikuatkan oleh sebuah FET
(Field Efect Transistor/Transistor Efek Medan) berpenguatan besar di
dalam ECM tersebut agar output-nya siap diolah ke rangkaian pre-amp
microphone. Karena ada komponen aktif di dalamnya yaitu FET, maka ECM memerlukan catu daya atau sumber arus
dalam penggunaannya. Ini berbeda dengan microphone biasa yang berupa
membran kumparan getar pada sebuah magnet tetap yang dapat bekerja
tanpa memerlukan catu daya.
Gambar ECM dalam suatu rangkaian elektronik.
Ada
2 jenis ECM yaitu ECM kaki 2 dan kaki 3 (nggak ada hubungan ama merek
minuman anti panas dalam loh!). Untuk yang berkaki 3, tepnya adalah
ground, output dan catu Vcc +, sedangkan yang berkaki 2, Vcc + dan
outputnya jadi satu. Kaki yang tersambung dengan body-nya adalah
ground. Vcc + yang dibutuhkan oleh ECM biasanya adalah 1,5 VDC, atau
bisa juga menderetkan sebuah resistor ukuran 10 K jika menggunakan tegangan DC 12 Volt.
Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.
Secara prinsip, relai merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada
batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus
listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada
solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus
dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula
dan kontak saklar kembali terbuka.
Simbol relay (kurang lebih) seperti gambar di bawah ini.
Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).
Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835.
Contoh relay dalam sebuah rangkaian elektronik adalah seperti di bawah ini.
Pada gambar di atas terlihat ada sebuah dioda sebagai pengaman tegangan tinggi dan sebuah transistor sebagai penggerak relay.
cara menghilangkan judul header pada blog
#header h1 {
margin:50;
padding:5px 0 0 10px;
font-size: 100%;
font-weight:bold;
line-height: 1.2em;
letter-spacing:.0em;
font-style:italic;
color:#FFFFFF;
}
nahh seperti halnya menghilangkan tanggal posting kita tambahkan Code Css visibility:hidden; Kedalam Css Diatas Sehingga kurang lebih menjadi seperti dibawah
#header h1 {
margin:50;
padding:5px 0 0 10px;
font-size: 100%;
font-weight:bold;
line-height: 1.2em;
letter-spacing:.0em;
font-style:italic;
color:#FFFFFF;
visibility:hidden;
}
klik save / simpan
coba lihat hasilnya '' SEMOGA BERMANFAAT ''Diposting oleh Ariy Akatsuki di 23.14
Label: Tentang Blog
IC | Integrated Circuit
Bahan pembuatan IC adalah semi konduktor. Dalam sebuah IC bisa terdapat ratusan dan bahkan ribuan komponen2 aktif dan pasif. Gimana ya cara ngebuatnya? Yang pasti sangat rumitlah dan perlu tekhnologi yang canggih. Dengan adanya IC, sebuah rangkaian elektronik bisa lebih kompak lagi. Apalagi yang versi SMD (Surface Mount Device), sebuah IC SMD bisa berukuran 3-5 kali lebih kecil. Makanya peralatan2 elektronik mutakhir memiliki dimensi yang sangat kecil dan kompak.
Jenis2 IC sangat banyak dan beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Misalnya saja IC analog,digital,penguat audio,penguat RF (Radio Frequency),IC regulator,CMOS,TTL dan masih banyak lagi yang lainnya. Semuanya memiliki kegunaan dan karakteristik sendiri2 yang bisa kita lihat di databook IC.
Sebuah perusahaan produsen IC mengeluarkan produk IC pasti disertai dengan databooknya juga. Disertai juga contoh aplikasinya dalam sebuah rangkaian elektronik, sehingga akan memudahkan para designer elektronika dalam merancang sebuah rangkaian elektronik. Pada databook IC bisa kita lihat rangkaian elektronik yang terintegrasi di dalamnya dan cara kerja IC tsb.
Pemasangan IC pada rangkaian elektronik harus dilakukan dengan hati2 agar tidak merusakkan IC tsb. Beberapa IC malah ada yang sangat sensitif sekali yang dapat rusak hanya karena elektrostatis akibat sentuhan tangan seperti misalnya jenis IC CMOS. IC juga bisa rusak akibat panas yang berlebihan pada saat penyolderan. Agar lebih aman biasanya digunakan soket IC, kita pasang dan solder soketnya dulu lalu IC-nya tinggal kita tancapkan ke soket yang sudah tersolder tsb. Dan ingat juga pemasangan IC tidak boleh terbalik, harus 100% benar. Hal yang paling penting dalam elektronika adalah ketelitian, artinya kesalahannya haruslah 0% jika ingin berhasil membuat sebuah rangkaian elektronik, susah ya? Mungkin juga, tapi jika sudah terbiasa ya jadi terbiasa. Maksudnya? Ya gitu deh kira-kira, he-he-he!
Untuk IC-IC penguat yang bekerja mengeluarkan panas disipasi yang tinggi (misalnya IC power amplifier audio) harus ditambahkan pendingin heat zink untuk membuang panas agar tidak cepat rusak. Bisa juga ditambahkan kipas. Dengan demikian IC akan bekerja dengan aman,stabil dan tidak cepat rusak.
Perbaikan sebuah rangkaian elektronik yang menggunakan IC biasanya akan lebih mudah. Jika komponen di sekitarnya kondisinya bagus maka sudah pasti IC-nya yang rusak, kita tinggal cabut dan ganti dengan IC yang baru. Kerusakan IC kadang agak sulit kita amati, secara fisik bisa terlihat seperti terbakar akibat panas berlebih tapi tidak selalu demikian. Kadang2 kerusakkannya tidak terlihat secara fisik. Yang pasti jam terbang akan sangat berguna untuk menganalisanya karena IC tidak bisa ditest dengan menggunakan alat ukur semacam AVO meter secara langsung. Biasanya kita ukur tegangan pada kaki2 IC tsb. pada saat bekerja dalam rangkaian, jika tidak sesuai dengan yang semestinya maka bisa kita dipastikan kerusakannya.
* Foto diambil dari FOTOSEARCH.COM
Resistor
Resistor atau tahanan adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai penahan arus listrik.Resistor termasuk dalam komponen elektronika pasif. Dalam penerapannya resistor digunakan sebagai :
1. Penahan arus listrik
2. Pembagi tegangan listrik
3. Filter pada rangkaian arus AC untuk frekuensi tertentu (digabungkan dengan kapasitor,induktor/lilitan,atau keduanya)
Contoh resistor adalah pada gambar berikut ini.
Yang berujung runcing itu bukan resistor:-D.
Macam-macam Resistor
* Menurut ukuran watt-nya :
1. Resistor 1/4 watt
2. Resistor 1/2 watt
3. Resistor 1 watt
.
.
.
dst.
Resistor terkecil adalah bentuk SMD (Surface Mount Device) seperti yang banyak digunakan pada peralatan2 elektronik kecil2 (mouse,ponsel,main board pc,laptop dsb.)
* Menurut Bahan Pembuatannya :
1. Resistor karbon
2. Resistor metal film
3. Resistor kawat filament
dsb.
* Menurut Ketetapan nilainya
1. Resistor tetap/permanent,resistor jenis ini nilainya tidak bisa diubah. Untuk menghitung nilai resistor silahkan baca di postingan Gelang Warna Pada Resistor.
2. Resistor variable,resistor jenis ini nilainya bisa diubah sesuai yang kita inginkan. Ada 2 macam resistor jenis variable ini yaitu potensio meter dan vr(variabel resistor). Untuk potensio meter mudah untuk mengubah nilai resistornya,bisa kita putar dengan tangan,biasanya digunakan pada peralatan elektronik yang dinamis misalnya pengatur volume suara pada radio dan telesivi,pengatur nada/tone control dsb.
Sedangkan vr untuk mengubah nilainya harus kita trim atau kita set dengan menggunakan obeng trimer.Biasanya di gunakan pada peralatan elektronik yang tidak butuh pengaturan setiap saat.
Dalam skema rangkaian elektronika resistor/tahanan simbolnya adalah seperti di bawah ini
Ok,kayaknya cukup perkenalan kita dengan teman
baru yang bernama resistor.
travo
atau sering juga disebut trafo adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC). Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan skunder adalah merupakan lilitan kawat email yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo. Untuk trafo yang digunakan pada tegangan AC frekuensi rendah biasanya inti trafo terbuat dari lempengan2 besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan untuk trafo frekuensi tinggi (digunakan pada rangkaian2 Radio Frequency/RF) menggunakan inti ferit (serbuk besi yang dipadatkan).
Pada penggunaannya trafo juga digunakan untuk mengubah impedansi. (hah makanan apaan tuh impedansi?!)
Wah kalo ngejelasin impedansi bakal habis postingan ini, ntar deh saya jelaskan tentang impedansi lain waktu aja ya :-). Balik lagi ke trafo, untuk trafo frekuensi rendah contohnya adalah trafo penurun tegangan (Step Down Trafo) yang digunakan pada peralatan2 elektronik tegangan rendah, adaptor, pengisi battery dsb. Trafo jenis ini jika pada bagian primernya kita hubungkan dengan tegangan AC misalnya 220 volt maka pada bagian skundernya akan mengeluarkan tegangan yang lebih rendah. Pada rangkaian tersebut trafo berfungsi untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala PLN yang 220 volt menjadi sebesar tegangan yang dibutuhkan peralatan tersebut agar dapat bekerja normal, misalnya 3 volt, 6 volt atau 12 volt dsb.
Sementara itu trafo penaik tegangan (Step Up Trafo) adalah kebalikan dari step down trafo yaitu untuk menaikkan tegangan listrik AC. Sebuah trafo penurun tegangan bisa juga kita gunakan untuk menaikkan tegangan dengan membalik bagian primernya menjadi skunder dan bagian skunder menjadi primer, tentu dengan memperhatikan tegangan kerja trafo tersebut. Contoh penggunaan trafo penaik tegangan adalah pada rangkaian emergency light/lampu darurat yang menyala saat PLN padam dan UPS pada PC. Prinsip kerjanyanya adalah tegangan DC (searah) yang berasal dari battery diubah menjadi tegangan AC (bolak-balik) lalu dinaikan menjadi 220 volt oleh trafo sehingga mampu menyalakan lampu atau PC di saat PLN padam.
Secara (bukan karena;-)) prinsip trafo penurun tegangan adalah jumlah lilitan primernya lebih banyak dari pada jumlah lilitan skundernya. Sedangkan trafo penaik tegangan memiliki jumlah lilitan primer lebih sedikit dari pada jumlah lilitan skundernya. Jika dilihat dari besarnya ukuran kawat email yang digunakan, trafo penurun tegangan memiliki ukuran kawat yang lebih kecil pada lilitan primernya. Sebaliknya trafo penaik tegangan memiliki ukuran kawat yang lebih besar pada lilitan primernya. Hal ini dikarenakan pada trafo penurun tegangan out put (keluaran) arus listriknya lebih besar, sedangkan trafo penaik tegangan memiliki out put arus yang lebih kecil. Sementara itu frekuensi tegangan pada in put dan out putnya tetap (tidak ada perubahan). Parameter lain adalah efisiensi daya trafo. Dalam kinerjanya trafo yang bagus memiliki efisiensi daya yang besar (sekitar 70-80%). Daya yang hilang biasanya keluar menjadi kalor/panas yang timbul pada saat trafo bekerja. Trafo yang memiliki efisiensi tinggi dibuat dengan teknik tertentu dengan memperhatikan bahan inti trafo, kerapatan lilitannya serta faktor2 lainnya.
Untuk mengetahui sebuah trafo masih bagus atau sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO meter. Caranya posisikan AVO meter pada posisi Ohm meter, lalu cek lilitan primernya harus terhubung. Demikian juga lilitan sekundernya juga harus terhubung. Sedangkan antara lilitan primer dan skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo tersebut konslet (kecuali untuk jenis trafo tertentu yang memang didesain khusus untuk pemakaian tertentu). Begitu juga antara inti trafo dan lilitan primer/skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo tersebut akan mengalami kebocoran arus jika digunakan. Secara fisik trafo yang bagus adalah trafo yang memiliki inti trafo yang rata dan rapat serta jika digunakan tidak bergetar, sehingga efisiensi dayanya bagus. Dalam penggunaannya perhatikan baik2 tegangan kerja trafo, tiap tep-nya biasanya ditulis tegangan kerjanya misalnya pada primernya 0V - 110V - 220V, untuk tegangan 220 volt gunakan tep 0V dan 220V, sedangkan untuk tegangan 110 volt gunakan 0V dan 110V, jangan sampai salah atau trafo kita bakal hangus! Dan pada skundernya misalnya 0V - 3V - 6V - 12V dsb, gunakan 0V dan tegangan yang diperlukan. Ada juga jenis trafo yang menggunakan CT (Center Tep) yang artinya adalah titik tengah. Contoh misalnya 12V - CT - 12V, artinya jika kita gunakan tep CT dan 12V maka besarnya tegangan adalah 12 volt, tapi jika kita gunakan 12V dan 12V besarnya tegangan adalah 24 volt.
Besarnya arus listrik yang bisa di supply oleh sebuah trafo biasanya juga dicantumkan misalnya 0.5 Amp, 1 Amp, 5 Amp dsb. Sesuaikan dengan kebutuhan jika membeli atau menggunakannya agar bisa berfungsi normal dan efisien.
Jenis2 trafo yang lain adalah trafo OT(Output Trafo) dan IT(Input Trafo). Trafo jenis ini banyak digunakan pada peralatan audio. Untuk trafo frekuensi tinggi mungkin nanti akan kita bahas pada bagian Radio Frekuensi (RF) karena penggunaannya lebih banyak dalam rangkaian2 RF.
condensator
Komponen elektronika kali ini yang akan kita bahas adalah kapasitor.Selain kapasitor nama lainnya adalah condensator.Komponen ini seperti halnya resistor juga termasuk dalam kelompok komponen pasif,yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar.
Jenis-jenis kapasitor ada berbagai macam,diantaranya adalah di bawah ini.
* Menurut Polaritasnya
- Kapasitor Polar
Memiliki polaritas (+) dan (-).
Dalam pemasangannya harus diperhatikan polaritasnya dan tidak boleh dipasang terbalik. Pada bodynya terdapat tanda polaritasnya untuk menandai kaki yang berpolaritas (+) atau (-).
- Kapasitor Non Polar(Bipolar Capasitor)
Jenis kapasitor ini bisa dipasang bolak-balik.
* Menurut Bahan Pembuatannya
Kapasitor pada dasarnya adalah 2 buah lempeng logam(dielectric) yang dipisahkan oleh sebuah bahan isulator. Nah,bahan isulator inilah yg menentukan nama kapasitor tersebut.
Menurut bahan pembuatannya jenis2 kapasitor adalah :
- Kapasitor Elektrolit → isulatornya dibuat dari bahan elektrolit
- Kapasitor Mika → bahan isulatornya dibuat dari mika
- Kapasitor Udara → bahan isulatornya dibuat dari udara.
- Kapasitor Kertas,tantalum,milar,dsb.
* Menurut Ketetapan Nilainya
- Kapasitor Tetap/permanen
Nilai kapasitasnya tidak bisa diubah-ubah.
- Kapasitor Variable atau sering juga disebut VC atau Varco (variable capasitor)
Kapasitor jenis ini bisa kita ubah-ubah nilainya.
Fungsi kapasitor adalah untuk menyimpan arus/tegangan listrik. Untuk arus DC kapasitor berfungsi sebagai isulator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.
Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai filter/penyaring,perata tegangan DC pada pengubah AC to DC,pembangkit gelombang ac atau oscilator dsb.
Nilai kapasitor dapat kita lihat pada tulisan yang terdapat pada body-nya, misalnya 10 uF/16 V artinya nilai kapasitor itu adalah 10 mikro Farad dan bisa bekerja pada tegangan maximal 16 V,jika melebihi 16 V maka kapasitor ini akan mengalami 'break down' alias ko'it:-).
Farad adalah satuan nilai kapasitas dari kapasitor.
1 uF → 1 mikro Farad = 1 x 10 pangkat (-6) Farad = 0.000001 Farad
1 nF → 1 nano farad = 1 x 10 pangkat (-9) Farad
1 pF → 1 piko Farad = 1 x 10 pangkat (-12) Farad
# Kode Angka Pada Kapasitor
Untuk kapasitor yang nilai kapasitasnya di bawah 1 uF biasanya nilai kapasitasnya dituliskan dalam kode angka.
Contoh :
1. 104 → 10 x 10 pangkat 4 (dalam satuan piko Farad) = 100000 pF atau 100 nF atau 0.1 uF
2. 222 → 22 x 10 pangkat 2 (pF) = 2200 pF atau 2.2 nF
* caranya adalah kita tulis ulang 2 angka pertama,kemudian kita kalikan dengan 10 pangkat angka terakhirnya.
3. 4n7 → 4.7 nano Farad
4. 2p5 → 2.5 piko Farad
Kapasitor yang bernilai di bawah 1 uF umumnya adalah jenis non polar,kecuali yang jenis elektrolit.
Gambar kapasitor adalah berikut ini
Dalam skema elektronika simbol kapasitor adalah seperti di bawah ini
Yang ada tanda (+) dan (-) adalah simbol kapasitor polar sedangkan yang tanpa tanda (+) dan (-) adalah simbol kapasitor non polar.
dioda
Dioda adalah merupakan jenis komponen pasif. Dioda memiliki dua kaki/kutub yaitu kaki anoda ( A ) dan kaki katoda ( K ). Dioda terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan semi konduktor tipe N yang di sambungkan. Semi konduktor tipe P berfungsi sebagai Anoda dan semi konduktor tipe N berfungsi sebagai katoda. Pada daerah sambungan 2 jenis semi konduktor yang berlawanan ini akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage, yaitu tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik.
Dioda bersifat menghantarkan arus listrik hanya pada satu arah saja, yaitu jika kutub anoda kita hubungkan pada tegangan + dan kutub katoda kita hubungkan dengan tegangan - (kita beri bias maju dengan tegangan yang lebih besar dari 0.7 volt) maka akan mengalir arus listrik dari anoda ke katoda (bersifat konduktor). Jika polaritasnya kita balik (kita beri bias mundur) maka arus yang mengalir hampir nol atau dioda akan bersifat sebagai isulator.
Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita beri bias maju dan bekerja sebagai isulator pada bias mundur, maka dioda sering digunakan sebagai penyearah (rectifier) arus bolak-balik. Contoh penggunaannya adalah pada rangkaian adaptor, DC power supply (Catu Daya DC) dsb.
Simbol dioda adalah
A --►I-- K
Menurut bahan semi konduktor yang digunakan dalam pembuatannya, dioda ada 2 jenis yaitu :
1. Dioda silikon --> dibuat dari bahan silikon.
2. Dioda germanium --> dibuat dari bahan germanium.
Jenis-jenis dioda dan penggunaannya :
- Dioda silikon --> banyak digunakan pada peralatan catu daya sebagai penyearah arus, pengaman tegangan kejut dsb. Contoh : 1N4001, 1N4007, 1N5404 dsb.
- Dioda zener --> digunakan untuk membatasi/mengatur tegangan. Contoh : zener 6.2 volt, zener 3.2 volt dsb.
- Dioda x'tal(istilah ini mungkin tidak cocok, hanya sering digunakan oleh orang2 elektronika saja) --> banyak digunakan pada rangkaian Radio Frequency (RF) sebagai detector gelombang radio. Contoh OA91, BA244.
- Dioda Gun/Varactor --> banyak digunakan untuk membangkitkan gelombang/oscillator dengan memanfaatkan sifat kapasitornya yang dapat berubah jika diberi tegangan yang berbeda. Contoh : BB106, BB109, BB304 (duo varactor), 1SV217 dsb. Simbol dioda varactor adalah
A --►II-- K
- Dioda Bridge --> 4 buah dioda yang dirangkai menjadi rangkaian jembatan/bridge. Banyak digunakan pada rangkaian catu daya sebagai penyearah gelombang penuh (full wave rectifier). Contoh : B40C800, kiprox pada kendaraan bermotor dsb.
Dalam pemasangannya dioda harus terpasang dengan benar, tidak boleh terbalik. Secara fisik kaki katoda ( K ) adalah kaki yang dekat dengan tanda gelang yang terdapat pada body-nya. Untuk mengetahui sebuah dioda masih bagus atau sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO Meter. Posisikan pada Ohm meter, kasih bias maju (tap AVO + terhubung ke katoda dan - ke anoda) --> harus tersambung (jarum bergerak), kasih bias mundur --> harus tidak tersambung (jarum tidak bergerak). 'Jika dan hanya jika' ke-dua kriteria tsb. terpenuhi semua maka dioda tsb. masih bagus, selain itu berarti rusak (putus/bocor).
Jenis dioda yang lainnya lagi adalah LED (Light Emitting Dioda) yaitu jenis dioda yang dapat meng-emisikan (memancarkan) cahaya. Cahaya yang dikeluarkan bisa cahaya tampak (merah, kuning, hijau, biru, putih dsb.) ataupun infra merah. Untuk LED cahaya tampak biasa digunakan sebagai lampu indikator pada peralatan-peralatan elektronik atau lampu2 display,7 segment dsb., sedangkan LED infra merah biasa digunakan pada rangkaian remote control televisi, VCD/DVD player, mouse dsb. LED memiliki kelebihan yaitu konsumsi arus yang rendah (sekitar 50 mA) dan usia/life time yang panjang jika digunakan pada tegangan kerja yang sesuai (sekitar 1.5 - 3 volt DC) sehingga cocok digunakan dalam banyak penerapan. Jika tegangan yang diberikan melebihi 3 volt, LED akan berumur pendek dan bahkan bisa langsung ko'it:-D.
Simbol dan gambar LED adalah berikut ini.
Simbol LED
Gambar LED
Kaki yang lebih panjang biasanya adalah kaki anoda LED.
cara membuat pemancar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini, menuntut kami untuk membuat segala sesuatu secara sistematis dan efisien, karena waktu sangat berharga bagi kami, maka beberapa kemajuan teknologi telah diterapkan diberbagai bidang, diantaranya dunia pendidikan, sebab dari sinilah semua kemajuan teknologi itu dikembangkan.
Banyak sekali teknologi yang cepat berkembang di negara kita saat ini. Dengan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat inilah yang akan mempermudah dalam pekerjaan yang sistematis dan lebih efisien.
Berdasarkan kemajuan teknologi kami dan kawan-kawan membuat sesuatusistem yang berkaitan dengan matakuliah Elektronik, kami mengusulkan sama dosen untuk mengembangkan sebuah alat komonitas. Kita mendapat tugas kedua di semester empat, yaitu membuat Pemancar FM. Berangkat dari hobi merakit benda-benda elektronik, kami mencoba merangkai pemancar mini berdaya pendek yang bisa memancarkan sinyal kurang lebih 100 meter dengan power (daya) 5 watt. Ini sebuah rintisan yang kemudian menjadi 12 watt . Dengan daya 12 watt, siaran radio bisa menjangkau satu desa.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang ditangani dari tugas praktikum ini adalah membuat dan menganalisa kualitas suatu pemancar fm untuk mendapatkan data pada test point 1, test point 2, test point 3 dan frekuensi yang tepat seperti yang di inginkan.
Pemasalahan dari tugas praktikum ini dibatasi hanya untuk menganalisa kualitas sebuah pemancar dan mengambil data dari test point yang ada.
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan yang harus diselesaikan pada tugas praktikum ini dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut :
1• Mengambil data dari frekuensi dan menghitung TP 1 sampai TP 3.
2• Menganalisa sebuah pemancar di dalam ruangan, berdasarkan data pengukuran serta membuat kesimpulan.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas ini adalah :
1. Mahasiswa dapat merancang dan membuat rangkaian pada pemancar fm.
2. Pemancar FM 12 Watt yang dibuat dapat menjadi alat yang tepat guna dan dapat dipasarkan.
1.5 Metodologi
Dalam menyelesaikan tugas praktikum ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1• Mempelajari konsep tentang elektronika dasar dan mempelajari konsep tentang mekanisme modulasi FM.
2• Menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan, serta memberi saran bila tugas praktikum ini diaplikasikan ke sistem yang nyata.
3• Menyusun laporan tugas praktikum pada semester genap.
1.6 Sistematika Pembahasan
Buku laporan tugas praktikum ini terdiri dari 5 (lima) bab, pada masing-masing bab berkaitan satu sama lain, yaitu :
BAB 1 :
Memberikan latar belakang tentang permasalahan, tujuan, masalah dan batasan masalah yang dibahas dalam tugas praktium ini.
BAB 2 :
Memberikan dasar teori untuk menunjang penyelesaian masalah dalam tugas praktikum ini. Teori dasar yang diberikan meliputi : mekanisme alat yang di
gunakan dalam membuat pemancar FM
BAB 3 :
Perencanaan dan pembuatan alat serta cara kerja setiap blog diagram yang ada dalam pemancar FM
BAB 4:
Berisi tentang hasil perhitungan dan pengolahan data, serta analisa hasil
perhitungan.
BAB 5 :
Memberi kesimpulan tentang hasil yang telah diperoleh dan saran.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Koker
(*_*).Bentuk Fisik[Photo]
Koker berfungsi untuk mengatur atau menentukan frekuensi pada pemancar radio. Didalam koker juga terdapat ferite yang berfungsi sebagai inti induktor selain itu juga terdapat lilitan induktor yang terdiri dari lilitan primer dan skunder. Cara kerja dari koker adalah memudahkan pencarian gelombang yang kosong. Apabila inti koker di putar ke kanan sampai maksimal maka frekuensi yang di hasilkan osilator makin rendah. Jika pemancar FM menyala, putar inti koker ke kiri sampai desis pada radio FM hilang maka akan didapatkan sinyal yang kuat dan stabil.
2.2 Induktor
(*_*).Bentuk Fisik
Lilitan dari kawat yang dililit dengan hitungan tertentu, dalam hal ini untuk menentukan nilai dari induktor biasanya digunakan Q meter. Induktor berfungsi sebagai penyesuai impedansi, sehingga keluaran dari impedansi dapat di rubah dan sesuai dengan yang di inginkan (match).
2.3 Transistor
Transistor mempunyai 2 sambungan, satu diantaranya adalah emitor dan lainnya basis dan kolektor. Karena inilah sebuah transistor sama seperti dua dioda. ransistor type C1970 biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan 0.8 sampai 1 watt, kalau tidak salah didalam penelitian C1970 bisa menaikan sekitar 8 kali.
Pada transistor C1971 bisa digabungkan langsung dari rangkaian Exciter dan maka tegangan 6.5 sampai 7 watt atau bias menaikan sekitar 10 kali.
Jika di gabung C1970 dengan C1971 maka keluaran power sekitar 12 watt atau lebih. (semua itu akan dijelaskan di BAB III)
2.4 Exciter
Rangkaian exciter terdiri dari osilator dan penyangga.
•Osilator
Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat membangun sistem komunikasi yang baik harus dimulai dengan osilator yang dapat bekerja dengan sempurna. Pada system komunikasi, osilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi.
•Penyangga (Buffer)
Semua jenis osilator membutuhkan penyangga. Penyangga berfungsi untuk menstabilkan frekuensi dan/atau amplitudo osilator akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya. Biasanya penyangga terdiri dari 1 atau 2 tingkat penguat transistor yang dibias sebagai kelas A.
Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan satu atau lebih input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang telah dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan oleh tingkat berikutnya.
2.5 Booster
Penguat daya lebih populer disebut Booster. Booster adalah alat yang dipasang melekat pada pemancar radio dan dipergunakan untuk memperkuat daya pancar frekuensi radio ke segala arah yang ingin dituju. Misalnya, untuk pemancar berkekuatan 25 watt yang hanya melingkupi satu desa, Booster dipergunakan agar daya pancar menjadi 50 hingga 100 watt sehingga bisa
melingkupi satu kecamatan. Booster umumnya berbentuk kotak kecil yang terkoneksi dengan kabel ke pemancar yang diperkuatnya.
Penguat daya terbagi dua. Pertama, penguat daya yang memperkuat sinyal dalam satu siklus penuh, kualitas sinyal paling baik dan harmonis. Kedua, penguat daya yang hanya memperkuat sinyal input kurang dari setengah siklusnya dan menghasilkan gelombang yang rusak dengan frekuensi sama.
2.6 Antena
Antena berfungsi meradiasi dan sekaligus menangkap sinyal radiasi gelombang radio. Antena dibedakan menjadi dua berdasarkan arah pancaran, yaitu
• Omnidirectional (segala arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat kesegala arah.
• Bidirectional (dua arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat ke hanya dua arah. Dua parameter yang perlu diperhatikan pada antena adalah polarisasi dan penguatannya. Secara sederhana, sebuah antena mempunyai polarisasi vertikal jika antenna tersebut diletakan pada posisi tegak lurus terhadap bumi. Antena dengan polarisasi vertikal akan menghasilkan gelombang radio dengan polarisasi vertikal juga. Selain vertikal, ada pula antenna berpolarisasi horizontal, bila bidang antena berposisi sejajar dengan bumi.
2.7 Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalah bagian pengantar daya yang dihasilkan pemancar ke antena. Sebagai pengantar daya, saluran transmisi yang baik tidak akan mengurangi daya yang diantarnya dan juga tidak meradiasi, karena meradiasi adalah tugas antena. Agar transfer daya terjadi secara maksimal, maka saluran transmisi juga harus mempunyai karakteristik impendansi yang sama dangan sumber daya beban. Karakteristik impendansi saluran transmisi yang umum adalah 300 W (kabel pita pada TV hitam putih), 75 W (kabel coaxial pada TV berwarna) dan 50W(kabel coaxial pada peralatan radio amatir).
Alat-alat tambahan yang di perlukan dalam merakit sebuah pemancar FM 12 watt,di antaranya adalah :
•Power Meter
Power Meter adalah alat untuk mengukur daya gelombang. Pada saluran transmisi yang tidak sepadan, selain gelombang datang mengalir pula gelombang pantul. Gelombang dating arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Biasanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu
untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul. Skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala untuk daya datang.
•SWR Meter
SWR Meter atau pengukur perbandingan gelombang tegak digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan gelombang pantul. Sehingga diketahui seberapa sepadan sebuah sumber dengan beban. Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat Power Meter, maka SWR dapat dihitung dari daya datang (Pf ) dan
daya pantul (Pr) dengan rumus:
SWR = ( ÖPf + ÖPr ) (ÖPf - ÖPr ).
• Dari rumus tersebut, pada keadaan sepadan ( Pr = O) akan didapat SWR = 1.
• Untuk keadaan yang tidak sepadan akan didapatkan SWR > 1.
• Untuk keadaan yang paling buruk di mana semua daya yang dating dipantulkan kembali ( Pf =Pr ) akan didapatkan SWR = tak terhingga.
•Dummy Load
Agar daya pancar siaran bisa maksimal tetapi efisien, diperlukan suatu beban yang sudah diketahui impendansinya dengan pasti sebagai acuan yang disebut Dummy Load. Dummy Load bebas dari pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya pancar yang terlalu besar. Impendansi Dummy Load biasanya 50 atau 75 Ohm. DummyLoad dapat dibuat sendiri dengan
memasang secara paralel beberapa resistor sehingga diperoleh resistansi dan daya yang diinginkan. Memparalelkan beberapa resistor memperkecil induktansi liar dari resistor tersebut. Sebagai contoh, dapat dipakai resistor karbon 300 Ohm/2 watt sebanyak 6 biji yang dihubungkan secara paralel untuk mendapatkan Dummy Load dengan daya 12 watt dan impendansi 50 Ohm.
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
3.1. Pendahuluan
Untuk merencanakan dan membuat alat pemancar FM 12 Watt, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai blok diagram sistem, sistem kerja dari rangkaian secara
keseluruhan, perhitungan-perhitunan dan perencanaan.
3.2. Blok Diagram Sistem dan Gambar Rangkaian Keseluruhan
Gambar di atas ini memperlihatkan blok diagram sistem dan gambar
rangkaian keseluruhan yang dibuat secara lengkap.
Gambar Diagram Blok Sistem Pemancar secara keseluruhan
Gambar Diagram Blok Pemancar FM3.2.1 Rangkaian Exciter
Gambar Rangkaian ExciterRangkaian exciter terdiri dari osilator dan penyangga. Pada Rangkaian Exciter ini menggunakan komponen-komponen dengan spesifikasi sebagai berikut:
•Koker
•Induktor : L2 = 0.12 mikro Henry, L3 = 0.12 mikro Henry, L4 = 0.2 mikro Henry
•Transistor: C930
•Resistor : 5,6 K, 47 K , 33 K
•Capasitor : 2.2 nF, 100 nF, 18 pF, 20 pF, 5 pF
•Trimer : 5 – 60 pF
Exciter adalah rangkaian yang menghasilkan osilasi, karena pada exciter terdapat osilator yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang sinus yang nantinya akan dimodulasikan. Didalam sistem osilator juga terdapat buffer (penyangga) yang berfungsi untuk menstabilkan frekuensi/ modulasi osilator akibat proses pembebanan oleh penguat tingkat selanjutnya.
3.2.2 Rangkaian Booster (Penguat Daya)
Gambar Rangkaian Booster
Pada Rangkaian Booster ini menggunakan komponen-komponen dengan
spesifikasi sebagai berikut:
•Induktor :L1 = 0.2 mikro Henry. L2 = 0.2 mikro Henry. L3 = 0.085 mikro Henry L4 = 0.04 mikro Henry. L5 = 0.1 mikro Henry. L6 = 0.2 mikro Henry L7 = 0.2 mikro Henry.
•Transistor 1970 : Vce 10 V
Ic 0.1 A
Β 10 – 180
•Trimer : 5 – 30 pF
Rangkaian booster terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja pada kelas C, masing-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.
Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tingkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan dari
transistor C1971. Karena harga dari transistor C1971 relatif mahal maka yang digunakan hanya transistor C1970. Oleh karena itu daya yang dihasilkan oleh pemancar ini tidak mencapai 12 Watt. Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka kita memasang pendinginan yang cukup.
BAB IV
PENGUJIAN ALAT
4.1 Umum
Bab ini membahas tentang pengujian dan analisis sistem yang telah dibuat. Secara umum, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat yang telah direalisasikan dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan pengujian yang dilakukan terhadap sistem adalah sebagai berikut:
•Mengetahui cara kerja rangkaian exciter
•Mengetahui cara kerja rangkaian booster
4.2 Pengujian RangkaianExciter
•Tujuan
Untuk mengetahui apakah osilator dapat bekerja dengan baik dan mencapai frekuensi yang di inginkan. Dan juga untuk mengetahui apakah buffer sudah berjalan dengansemestinya.
•Peralatan yang digunakan
1. Koker
2. Induktor
3. Transistor
4. Resistor
5. Trimer
6. Dummy Load
7. Catu daya 5 volt
8. Multimeter
9. Frekuensi Counter
10. PCB
•Prosedur Pengujian
Diagram Blok Pengujian
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Memberikan catu daya 12 volt pada rangkaian exciter
3. Mengaktifkan rangkaian exciter sampai di dapatkan daya yang paling besar
4. Menghitung tegangan pada TP 1, TP 2 dan, TP 3
5. Mengamati keluaran (pada V output)
•Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel. berikut ini :
Hasil Pengujian Rangkaian Exciter
Test Point Hasil
1 0.6V
2 0.6V
3 11,75V
4.3 Pengujian rangkaian booster
•Tujuan
Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dan juga meningkatkan jarak jangkauan pancaran yang lebih jauh lagi hingga mencapai 7 kali lipat.
•Peralatan yang digunakan
1. Induktor
2. Transistor
3. Trimer
4. Dummy Load
5. Catu Daya 12 Volt
•Prosedur Pengujian
Gambar Diagram Blok Pengetesan Booster :
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Menguji besar tegangan yang mampu diterima rangkaian
3. Mengamati keluaran
•Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel. berikut ini :
Hasil Pengujian Rangkaian Booster
Test Point Hasil
4 11,75
5 11,75
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan:
•Pada rangkaian pemancar FM yang kami buat, daya yang dikeluarkan hanya 2 Watt karena transistor yang dipakai adalah C1970 yang hanya bisa menaikkan daya 1 Watt
•Pemancar FM yang dibuat hanya bisa mencapai frekuensi 93 MHz
•Jarak yang dicapai tergantung dari daya yang dipancarkan oleh pemancar FM
5.2 Saran
•Jika ingin membuat pemancar dimulai dengan osilator yang bagus.
•Jika ingin membuat rangkaian FM dengan daya yang lebih besar maka gunakan transistor C1971, C1946. maka power yang dihasilkan sekitar 25 watt.
•Agar keluaran seimbang maka pada pemancar FM dipasang rangkaian PLL (Phase Local Loop).
Diposting oleh Ariy Akatsuki di 22.16
Label: pemancar fm
cara membuat frekuensi radio
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini, menuntut kami untuk membuat segala sesuatu secara sistematis dan efisien, karena waktu sangat berharga bagi kami, maka beberapa kemajuan teknologi telah diterapkan diberbagai bidang, diantaranya dunia pendidikan, sebab dari sinilah semua kemajuan teknologi itu dikembangkan.
Banyak sekali teknologi yang cepat berkembang di negara kita saat ini. Dengan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat inilah yang akan mempermudah dalam pekerjaan yang sistematis dan lebih efisien.
Berdasarkan kemajuan teknologi kami dan kawan-kawan membuat sesuatusistem yang berkaitan dengan matakuliah Elektronik, kami mengusulkan sama dosen untuk mengembangkan sebuah alat komonitas. Kita mendapat tugas kedua di semester empat, yaitu membuat Pemancar FM. Berangkat dari hobi merakit benda-benda elektronik, kami mencoba merangkai pemancar mini berdaya pendek yang bisa memancarkan sinyal kurang lebih 100 meter dengan power (daya) 5 watt. Ini sebuah rintisan yang kemudian menjadi 12 watt . Dengan daya 12 watt, siaran radio bisa menjangkau satu desa.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang ditangani dari tugas praktikum ini adalah membuat dan menganalisa kualitas suatu pemancar fm untuk mendapatkan data pada test point 1, test point 2, test point 3 dan frekuensi yang tepat seperti yang di inginkan.
Pemasalahan dari tugas praktikum ini dibatasi hanya untuk menganalisa kualitas sebuah pemancar dan mengambil data dari test point yang ada.
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan yang harus diselesaikan pada tugas praktikum ini dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut :
1• Mengambil data dari frekuensi dan menghitung TP 1 sampai TP 3.
2• Menganalisa sebuah pemancar di dalam ruangan, berdasarkan data pengukuran serta membuat kesimpulan.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas ini adalah :
1. Mahasiswa dapat merancang dan membuat rangkaian pada pemancar fm.
2. Pemancar FM 12 Watt yang dibuat dapat menjadi alat yang tepat guna dan dapat dipasarkan.
1.5 Metodologi
Dalam menyelesaikan tugas praktikum ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1• Mempelajari konsep tentang elektronika dasar dan mempelajari konsep tentang mekanisme modulasi FM.
2• Menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan, serta memberi saran bila tugas praktikum ini diaplikasikan ke sistem yang nyata.
3• Menyusun laporan tugas praktikum pada semester genap.
1.6 Sistematika Pembahasan
Buku laporan tugas praktikum ini terdiri dari 5 (lima) bab, pada masing-masing bab berkaitan satu sama lain, yaitu :
BAB 1 :
Memberikan latar belakang tentang permasalahan, tujuan, masalah dan batasan masalah yang dibahas dalam tugas praktium ini.
BAB 2 :
Memberikan dasar teori untuk menunjang penyelesaian masalah dalam tugas praktikum ini. Teori dasar yang diberikan meliputi : mekanisme alat yang di
gunakan dalam membuat pemancar FM
BAB 3 :
Perencanaan dan pembuatan alat serta cara kerja setiap blog diagram yang ada dalam pemancar FM
BAB 4:
Berisi tentang hasil perhitungan dan pengolahan data, serta analisa hasil
perhitungan.
BAB 5 :
Memberi kesimpulan tentang hasil yang telah diperoleh dan saran.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Koker
(*_*).Bentuk Fisik[Photo]
Koker berfungsi untuk mengatur atau menentukan frekuensi pada pemancar radio. Didalam koker juga terdapat ferite yang berfungsi sebagai inti induktor selain itu juga terdapat lilitan induktor yang terdiri dari lilitan primer dan skunder. Cara kerja dari koker adalah memudahkan pencarian gelombang yang kosong. Apabila inti koker di putar ke kanan sampai maksimal maka frekuensi yang di hasilkan osilator makin rendah. Jika pemancar FM menyala, putar inti koker ke kiri sampai desis pada radio FM hilang maka akan didapatkan sinyal yang kuat dan stabil.
2.2 Induktor
(*_*).Bentuk Fisik
Lilitan dari kawat yang dililit dengan hitungan tertentu, dalam hal ini untuk menentukan nilai dari induktor biasanya digunakan Q meter. Induktor berfungsi sebagai penyesuai impedansi, sehingga keluaran dari impedansi dapat di rubah dan sesuai dengan yang di inginkan (match).
2.3 Transistor
Transistor mempunyai 2 sambungan, satu diantaranya adalah emitor dan lainnya basis dan kolektor. Karena inilah sebuah transistor sama seperti dua dioda. ransistor type C1970 biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan 0.8 sampai 1 watt, kalau tidak salah didalam penelitian C1970 bisa menaikan sekitar 8 kali.
Pada transistor C1971 bisa digabungkan langsung dari rangkaian Exciter dan maka tegangan 6.5 sampai 7 watt atau bias menaikan sekitar 10 kali.
Jika di gabung C1970 dengan C1971 maka keluaran power sekitar 12 watt atau lebih. (semua itu akan dijelaskan di BAB III)
2.4 Exciter
Rangkaian exciter terdiri dari osilator dan penyangga.
•Osilator
Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat membangun sistem komunikasi yang baik harus dimulai dengan osilator yang dapat bekerja dengan sempurna. Pada system komunikasi, osilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi.
•Penyangga (Buffer)
Semua jenis osilator membutuhkan penyangga. Penyangga berfungsi untuk menstabilkan frekuensi dan/atau amplitudo osilator akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya. Biasanya penyangga terdiri dari 1 atau 2 tingkat penguat transistor yang dibias sebagai kelas A.
Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan satu atau lebih input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang telah dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan oleh tingkat berikutnya.
2.5 Booster
Penguat daya lebih populer disebut Booster. Booster adalah alat yang dipasang melekat pada pemancar radio dan dipergunakan untuk memperkuat daya pancar frekuensi radio ke segala arah yang ingin dituju. Misalnya, untuk pemancar berkekuatan 25 watt yang hanya melingkupi satu desa, Booster dipergunakan agar daya pancar menjadi 50 hingga 100 watt sehingga bisa
melingkupi satu kecamatan. Booster umumnya berbentuk kotak kecil yang terkoneksi dengan kabel ke pemancar yang diperkuatnya.
Penguat daya terbagi dua. Pertama, penguat daya yang memperkuat sinyal dalam satu siklus penuh, kualitas sinyal paling baik dan harmonis. Kedua, penguat daya yang hanya memperkuat sinyal input kurang dari setengah siklusnya dan menghasilkan gelombang yang rusak dengan frekuensi sama.
2.6 Antena
Antena berfungsi meradiasi dan sekaligus menangkap sinyal radiasi gelombang radio. Antena dibedakan menjadi dua berdasarkan arah pancaran, yaitu
• Omnidirectional (segala arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat kesegala arah.
• Bidirectional (dua arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat ke hanya dua arah. Dua parameter yang perlu diperhatikan pada antena adalah polarisasi dan penguatannya. Secara sederhana, sebuah antena mempunyai polarisasi vertikal jika antenna tersebut diletakan pada posisi tegak lurus terhadap bumi. Antena dengan polarisasi vertikal akan menghasilkan gelombang radio dengan polarisasi vertikal juga. Selain vertikal, ada pula antenna berpolarisasi horizontal, bila bidang antena berposisi sejajar dengan bumi.
2.7 Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalah bagian pengantar daya yang dihasilkan pemancar ke antena. Sebagai pengantar daya, saluran transmisi yang baik tidak akan mengurangi daya yang diantarnya dan juga tidak meradiasi, karena meradiasi adalah tugas antena. Agar transfer daya terjadi secara maksimal, maka saluran transmisi juga harus mempunyai karakteristik impendansi yang sama dangan sumber daya beban. Karakteristik impendansi saluran transmisi yang umum adalah 300 W (kabel pita pada TV hitam putih), 75 W (kabel coaxial pada TV berwarna) dan 50W(kabel coaxial pada peralatan radio amatir).
Alat-alat tambahan yang di perlukan dalam merakit sebuah pemancar FM 12 watt,di antaranya adalah :
•Power Meter
Power Meter adalah alat untuk mengukur daya gelombang. Pada saluran transmisi yang tidak sepadan, selain gelombang datang mengalir pula gelombang pantul. Gelombang dating arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Biasanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu
untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul. Skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala untuk daya datang.
•SWR Meter
SWR Meter atau pengukur perbandingan gelombang tegak digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan gelombang pantul. Sehingga diketahui seberapa sepadan sebuah sumber dengan beban. Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat Power Meter, maka SWR dapat dihitung dari daya datang (Pf ) dan
daya pantul (Pr) dengan rumus:
SWR = ( ÖPf + ÖPr ) (ÖPf – ÖPr ).
• Dari rumus tersebut, pada keadaan sepadan ( Pr = O) akan didapat SWR = 1.
• Untuk keadaan yang tidak sepadan akan didapatkan SWR > 1.
• Untuk keadaan yang paling buruk di mana semua daya yang dating dipantulkan kembali ( Pf =Pr ) akan didapatkan SWR = tak terhingga.
•Dummy Load
Agar daya pancar siaran bisa maksimal tetapi efisien, diperlukan suatu beban yang sudah diketahui impendansinya dengan pasti sebagai acuan yang disebut Dummy Load. Dummy Load bebas dari pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya pancar yang terlalu besar. Impendansi Dummy Load biasanya 50 atau 75 Ohm. DummyLoad dapat dibuat sendiri dengan
memasang secara paralel beberapa resistor sehingga diperoleh resistansi dan daya yang diinginkan. Memparalelkan beberapa resistor memperkecil induktansi liar dari resistor tersebut. Sebagai contoh, dapat dipakai resistor karbon 300 Ohm/2 watt sebanyak 6 biji yang dihubungkan secara paralel untuk mendapatkan Dummy Load dengan daya 12 watt dan impendansi 50 Ohm.
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
3.1. Pendahuluan
Untuk merencanakan dan membuat alat pemancar FM 12 Watt, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai blok diagram sistem, sistem kerja dari rangkaian secara
keseluruhan, perhitungan-perhitunan dan perencanaan.
3.2. Blok Diagram Sistem dan Gambar Rangkaian Keseluruhan
Gambar di atas ini memperlihatkan blok diagram sistem dan gambar
rangkaian keseluruhan yang dibuat secara lengkap.
Gambar Diagram Blok Sistem Pemancar secara keseluruhan
Gambar Diagram Blok Pemancar FM3.2.1 Rangkaian Exciter
Gambar Rangkaian ExciterRangkaian exciter terdiri dari osilator dan penyangga. Pada Rangkaian Exciter ini menggunakan komponen-komponen dengan spesifikasi sebagai berikut:
•Koker
•Induktor : L2 = 0.12 mikro Henry, L3 = 0.12 mikro Henry, L4 = 0.2 mikro Henry
•Transistor: C930
•Resistor : 5,6 K, 47 K , 33 K
•Capasitor : 2.2 nF, 100 nF, 18 pF, 20 pF, 5 pF
•Trimer : 5 – 60 pF
Exciter adalah rangkaian yang menghasilkan osilasi, karena pada exciter terdapat osilator yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang sinus yang nantinya akan dimodulasikan. Didalam sistem osilator juga terdapat buffer (penyangga) yang berfungsi untuk menstabilkan frekuensi/ modulasi osilator akibat proses pembebanan oleh penguat tingkat selanjutnya.
3.2.2 Rangkaian Booster (Penguat Daya)
Gambar Rangkaian Booster
Pada Rangkaian Booster ini menggunakan komponen-komponen dengan
spesifikasi sebagai berikut:
•Induktor :L1 = 0.2 mikro Henry. L2 = 0.2 mikro Henry. L3 = 0.085 mikro Henry L4 = 0.04 mikro Henry. L5 = 0.1 mikro Henry. L6 = 0.2 mikro Henry L7 = 0.2 mikro Henry.
•Transistor 1970 : Vce 10 V
Ic 0.1 A
Β 10 – 180
•Trimer : 5 – 30 pF
Rangkaian booster terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja pada kelas C, masing-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.
Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tingkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan dari
transistor C1971. Karena harga dari transistor C1971 relatif mahal maka yang digunakan hanya transistor C1970. Oleh karena itu daya yang dihasilkan oleh pemancar ini tidak mencapai 12 Watt. Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka kita memasang pendinginan yang cukup.
BAB IV
PENGUJIAN ALAT
4.1 Umum
Bab ini membahas tentang pengujian dan analisis sistem yang telah dibuat. Secara umum, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat yang telah direalisasikan dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan pengujian yang dilakukan terhadap sistem adalah sebagai berikut:
•Mengetahui cara kerja rangkaian exciter
•Mengetahui cara kerja rangkaian booster
4.2 Pengujian RangkaianExciter
•Tujuan
Untuk mengetahui apakah osilator dapat bekerja dengan baik dan mencapai frekuensi yang di inginkan. Dan juga untuk mengetahui apakah buffer sudah berjalan dengansemestinya.
•Peralatan yang digunakan
1. Koker
2. Induktor
3. Transistor
4. Resistor
5. Trimer
6. Dummy Load
7. Catu daya 5 volt
8. Multimeter
9. Frekuensi Counter
10. PCB
•Prosedur Pengujian
Diagram Blok Pengujian
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Memberikan catu daya 12 volt pada rangkaian exciter
3. Mengaktifkan rangkaian exciter sampai di dapatkan daya yang paling besar
4. Menghitung tegangan pada TP 1, TP 2 dan, TP 3
5. Mengamati keluaran (pada V output)
•Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel. berikut ini :
Hasil Pengujian Rangkaian Exciter
Test Point Hasil
1 0.6V
2 0.6V
3 11,75V
4.3 Pengujian rangkaian booster
•Tujuan
Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dan juga meningkatkan jarak jangkauan pancaran yang lebih jauh lagi hingga mencapai 7 kali lipat.
•Peralatan yang digunakan
1. Induktor
2. Transistor
3. Trimer
4. Dummy Load
5. Catu Daya 12 Volt
•Prosedur Pengujian
Gambar Diagram Blok Pengetesan Booster :
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Menguji besar tegangan yang mampu diterima rangkaian
3. Mengamati keluaran
•Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel. berikut ini :
Hasil Pengujian Rangkaian Booster
Test Point Hasil
4 11,75
5 11,75
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan:
•Pada rangkaian pemancar FM yang kami buat, daya yang dikeluarkan hanya 2 Watt karena transistor yang dipakai adalah C1970 yang hanya bisa menaikkan daya 1 Watt
•Pemancar FM yang dibuat hanya bisa mencapai frekuensi 93 MHz
•Jarak yang dicapai tergantung dari daya yang dipancarkan oleh pemancar FM
Diposting oleh Ariy Akatsuki di 22.11
Label: frekuensi radio
Labels
Blog Archive
-
▼
2009
(100)
-
▼
September
(19)
- Memilih Template
- Mengganti Sidebar Background Dengan Animasi
- Cara Mencegah Kebakaran Akibat Arus Listrik
- Rangkaian Power Supply 10 Ampere
- Komponen Aktif Dan Komponen Pasif
- LDR (Light Dependent Resistor)
- Transistor
- Dioda Gun & Varactor
- AVO Meter
- ECM - Electric Condenser Microphone
- Relay
- cara menghilangkan judul header pada blog
- IC | Integrated Circuit
- Resistor
- travo
- condensator
- dioda
- cara membuat pemancar
- cara membuat frekuensi radio
-
▼
September
(19)
Labels
- cerita motivasi (14)
- frekuensi radio (1)
- info (3)
- info tehnologi (14)
- kata-kata mutiara (1)
- komponen (13)
- motivasi (1)
- my music (11)
- pemancar fm (1)
- pengetahuan tentang komputer (4)
- sms gokil (3)
- Tentang Blog (5)
- tentang kesehatan (17)
- tentang virus (7)
- tips (1)
- Tips Asah Kreativitas (1)
- tips blog (1)
- Tips Merawat Barang Kesayangan (1)
- Tips Merawat Flash Disk (3)
- Tips Merawat Kamera Digital (1)
- Tips merawat ponsel (1)
- Tips Tepat Merawat DVD Player Agar Awet (1)
My Blog List
-
A Quick Guide to 7 Key Email Marketing Metrics to Watch1 tahun yang lalu
-
-
SEMINAR MAHASISWA IT PRENEURSHIP MANAGEMENT6 tahun yang lalu
-
-
-
-
best friend15 tahun yang lalu
-
BITMAT15 tahun yang lalu
-
-