Cara Mencegah Kebakaran Akibat Arus Listrik


Api jika kecil menjadi sahabat kita, namun jika besar dan tidak terkontrol (pake huruf R ya..) akan menjadi musuh yang paling menakutkan dan mematikan bagi kita. Siapapun pasti tidak menginginkannya, bahkan petugas pemadam kebakaran sekalipun akan lebih suka menikmati jam kantornya dengan bersantai-ria tanpa terganggu oleh dering panggilan dari lokasi kebakaran. Salah satu penyebab terjadinya musibah kebakaran adalah adanya arus pendek / konsleting arus listrik pada instalasi rumah dan bangunan, dan fakta di lapangan justru ini yang sering terjadi terutama di lokasi pemukiman padat penduduk di daerah perkotaan. Sebagai seorang yang mengerti elektronika maka selayaknya kita harus bisa mengantisipasi kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik ini, minimal di lingkungan rumah kita sendiri. Mari kita bahas sekarang bagaimana cara mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik beserta tips-tips yang bisa kita lakukan untuk menghindari terjadinya musibah ini. Mungkin selanjutnya nanti bisa disosialisasikan di lingkungan masing-masing misalnya dengan mengadakan semacam pertemuan kecil-kecilan dengan hiburan lawak lokal, hahahahaha....!
Sebenarnya ada banyak hal-hal sepele tapi penting yang sering kali kita abaikan sehingga bisa menjadi potensi terjadinya musibah kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik pada instalasi rumah dan bangunan ini. Salah satu contoh kecil misalnya saja penggunaan kabel listrik yang sembarangan tanpa memperhatikan besarnya arus listrik yang akan mengalir pada kabel tersebut. Jika sebuah kabel yang sebenarnya hanya mampu menyalurkan misalnya 0.5 Ampere saja pada tegangan 220 Volt, lalu kita gunakan sebagai penghubung untuk mengoperasikan sebuah peralatan yang menyedot arus listik lebih dari 1 Ampere (misalnya setrika listrik) maka kabel tersebut bisa menjadi panas dan lama-lama akan terbakar. Apa yang akan terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak bukan? So, penting kita perhatikan agar penggunaan kabel ini sesuai dengan peralatan listrik yang akan dioperasikan, minimal sama antara kemampuan kabel tersebut dengan arus dan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh peralatan itu atau lebih besar pasti akan lebih aman lagi. Untuk lebih lengkapnya tentang standard penggunaan kabel yang benar dan aman silahkan baca postingan ‘Standard Penggunaan Kabel Instalasi Listrik High Safety’ (link).

Selanjutnya tips lainnya adalah :
- Selalu perhatikan jack (jak) dan stop contact (stop kontak) listrik yang kita gunakan. Hubungan jak dan stop kontak ini harus tersambung dengan sempurna, rapat dan tidak goyang, jika longgar atau goyang akan dapat menimbulkan panas dan percikan api. Buang dan ganti jak dan stop kontak yang sudah berkarat, longgar atau yang sudah tidak bagus. Pilih jak dan stop kontak yang logamnya terbuat dari kuningan karena lebih bagus, awet dan sambungan listriknya akan lebih sempurna meskipun harganya mungkin sedikit lebih mahal.
- Jangan abaikan fuse (sekering)! Selalu gunakan sekering yang sesuai untuk tiap-tiap peralata listrik dan ganti sekering yang putus, jangan langsung di-pass (disambung langsung) secara sembarangan dengan kabel. Sekering akan putus ketika terjadi hubungan pendek / konsleting dan arus terhenti sehingga tidak sampai terjadi proses hubung-singkat selanjutnya yang mungkin bisa menimbulkan kebakaran. Jika sekering yang kita gunakan tidak sesuai (sehingga susah putus) atau bahkan di-pass maka pada saat terjadi konsleting arus listrik akan terus mengalir hingga semuanya akan menjadi hangus!
- Cek secara berkala contactor (kontaktor / bekenser) yang biasanya terdapat di dekat meteran listrik dan pastikan masih berfungsi normal.
- Matikan peralatan listrik yang tidak digunakan. Selain bisa menghemat biaya listrik, ini juga bisa mencegah potensi terjadinya bahaya kebakaran akibat arus listrik.
- Hindari pemakaian stacker listrik yang bertumpuk-tumpuk, ini bisa menimbulkan panas pada sambungan tersebut.
- Gunakan Grounding System (hubungan pertanahan / ground) dengan kabel ground yang memadai. Kabel ground akan membuang muatan listrik liar (biasanya berupa arus induksi dan paku-paku listrik yang banyak dihasilkan oleh peralatan-peralatan yang menggunakan motor listrik misalnya pompa air, mesin cuci dsb) ke dalam tanah, jika tidak maka muatan-muatan listrik liar ini (kadang bisa memiliki puncak tegangan sesaat yang sangat tinggi) dapat menyebabkan panas pada kabel-kabel instalasi listrik rumah dan bangunan. Kabel ground ini juga harus besar dan untuk bangunan yang luas mungkin tidak cukup hanya pada satu titik saja, plus dengan kedalaman yang cukup juga, jangan asal tanam!
- Hindari pemakaian lampu penerangan yang menghasilkan panas berlebihan. Dulu seingat saya sempat beredar lampu neon yang tidak menggunakan coil / trafo ballast tapi menggunakan elemen sejenis yang dipakai pada setrika listrik. Memang harganya murah tapi energi listriknya banyak terbuang sebagai panas pada elemen tersebut, nah jenis lampu yang seperti itu sebenarnya berbahaya dan berpotensi menyebabkan kebakaran selain juga boros listrik. Lebih baik memilih lampu penerangan yang aman dan hemat listrik meskipun harganya pasti lebih mahal, dan biasanya awet jadi kalo dihitung-hitung ya pasti lebih untung dari pada pakai yang murah tapi kualitas nggak jelas, ‘tul?
- Pasang sambungan kabel pada jak, stop kontak atau stacker dengan rapi dan erat (tidak goyang). Sambungan yang goyang dan serabut kabel yang tidak rapi dapat menimbulkan panas dan konsleting arus listrik.

Mungkin itu aja dulu tips untuk mencegah kebakaran akibat arus listrik dalam rumah dan bangunan, ntar kalo ada lagi ditambahin, atau kalo ada temen2 yang punya tambahan tips silahkan tulis pada komentar di bawah ya, ok? Ayo sama-sama kita cegah bahaya kebakaran akibat arus listrik mulai dari lingkungan kita masing-masing..... setuju? 

Template by : kendhin ariyfriends.blogspot.com